PALEMBANG – Hari ketiga rangkaian peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam di kota Palembang yang di pusatkan di Gedung Kesenian Palembang , Rabu (3/1) di warnai dengan bedah Buku “Sejarah Palembang Dalam Pantun” karya Amanda Maida Lamhati (Fir Azwar) dengan naramber Fir Azwar , budayawan kota Palembang Vebri Al Lintani dan sejarawan kota Palembang Kemas Ari Panji.
Acara dihadiri diantaranya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn didampingi R.M.Rasyid Tohir, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, seniman Palembang Heri Mastari, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel Kristanto Januardi , para guru dan siswa SMA sekolah Palembang, seniman dan budayawan kota Palembang.
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn mengucapkan selamat atas terlaksananya bedah Buku “Sejarah Palembang Dalam Pantun”.
“ Memang jarang ditemukan buku seperti ini yang memang sangat bagus dimana sejarah dan pantun di gabungkan sehingga kita belajar sejarah melalui seni, “ katanya.
Menurut SMB IV banyak sekali orang-orang yang mengkotakkan kalau sejarah harus di pelajari sejarah murni tapi seperti buku ini dikolaborasikan seni dan budaya menjadi perpaduan yang sangat cantik .
“ Mudah-mudahan orang –orang bisa mempelajari sejarah dengan cara yang menyenangkan dalam berseni ini dan diapresiasi , mudah-mudahan di dikeluarkan kembali buku-buku selanjutnya yang berhubungan dengan seni dan sejarah ini,” katanya.
Menurut Fir Azwar, buku ini berjumlah 81 halaman yang didalamnya termasuk kata sambutan , prolog , historiografi, biografi.
“ Puisinya ada 12 fragmen tapi ada lebih kurang 150 bait pantun, tentang Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang Darussalam tapi ada soal masa sebelum Kerajaan Palembang ada Raden Fatah, ada Ariodillah semuanya bentuk pantun bukan syair bukan puisi tapi bentuk pantut ,” katanya sembari mengatakan, buku ini menurutnya di buat dari tahun 2023 lalu.
Mengenai tujuan pembuatan buku ini menurut Kepala Sekolah SMAN 6 Palembang ini mengatakan, orang akan lebih tertarik membaca sejarah dalam bentuk pantun.
“ Karena pantun itu bahasa yang saya kira cukup komunikatif di Palembang ini dan buku ini belum ada menerbitkan seperti ini, banyak orang menulis sejarah, banyak orang menulis pantun tapi belum ada yang menulis sejarah dalam bentuk pantun,”katanya.
Budayawan Palembang Vebri Al Lintani menilai tujuan kegiatan ini untuk mensosialisasikan buku ini .
“ Buku ini penting bagi masyarakat Palembang khususnya , para siswa atau pelajar dan para pendidik dan guru sejarah , yang kalau kita melihat di sekolah-sekolah ini termasuk sangat kurang , apalagi tentang pendidikan sejarah lokal, nah ini mengenalkan sejarah lokal meskipun dalam bentuk pantun mungkin tidak terlalu dalam tapi juga dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan oleh sejarawan Kemas Ari Panji dan saya sendiri mengulas itu , menjelaskan tentang apa isi pantun , ikon yang dikenalkan oleh Amanda Maida Lamhati itu dalam pantun tersebut saya jelaskan, jadi ini penting,” katanya.
Sedangkan pemilik padepokan Joglo Klangenan di Yogyakarta, Mbah Gito yang hadir dalam acara tersebut mengaku sangat mendukung antara budaya Palembang dan budaya Yogya.
“ Nanti bisa berkesinambungan untuk melestarikan budaya agar jangan sampai hilang , “ katanya.
Sebelumnya sekitar 7.00 di gelar ziarah ke TMP Ksatria Seguntang. Dipimpin Ketua panitia peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam di kota Palembang , Vebri Al Lintani dan Ketua DPP KOPZIPS , Muhamad Setiawan, S.H., M.H .
Lalu Pukul 13.00 juga di gelar Lomba Menyanyi Lagu Perjuangan di pimpin Rita Purnama Sari dan Dra. Linda.MM.