OKU, MS – Sungguh tragis nasib pasangan suami bernama Ali Rusit (31) dan Eli Susanti Binti Darjon (28), warga Dusun 5 Sukarami Desa Bunglai Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (KPR) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan. Pasangan suami ini ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di kebun karet milik mereka.
Peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh adik kandung korban yakni Jamil Maulani (28). Kedua korban ditemukan, Sabtu (20/8) pukul 07.30 WIB.
Menurut keterangan Jamil, korban sepasang suami istri ditemukan saat dirinya mendengar orang minta pertolongan.”Saya mendengar teriakan seorang perempuan yang meminta tolong, tanpa pikir lagi saya langsung menghampiri ke sumber suara yang berjarak sekitar 100 meter dari kebun tempat saya nyadap. Ketika sampai dilokasi, saya kaget melihat kakak saya bersama istrinya meninggal dunia dalam kondisi bersimbah darah,” ungkap Jamil.
Mendapatkan hal yang demikian, dirinya meminta warga setempat untuk menghubungi pihak petugas kepolisian. Tak lama kemudian, Polisi dari Polsek Peninjauan, Tim Buser Polres OKU dan tim identifikasi datang ke tempat kejadian perkara. “Ya, polisi langsung melakukan olah TKP,” ujarnya.
Sebelum mengevakuasi kedua pasutri malang tersebut, tidak banyak mendapat petunjuk sebagai bekal awal melakukan penyelidikan guna mengungkap terang kasus tersebut. Selain mengambil sidik jari kedua korban, petunjuk paling berharga yang didapati saat menyisir lokasi, berupa sebilah golok panjang masih berlumuran darah. Golok tersebut ditemukan sekitar 15 – 20 meter.
Kapolres OKU AKBP Leo Andi Gunawan SIK MPP melalui Kapolsek Peninjauan AKP Rachmad Haji mengatakan, pihaknya saat ini baru sebatas melakukan penanganan awal saja dengan menindaklanjuti laporan terkait penemuan mayat.
“Ketika mendapat laporan dari masyarakat, kami langsung meluncur ke TKP. Dan kita langsung menutup lokasi dengan memasang garis polisi dan menurunkan tim inafis untuk olah TKP,” ungkapnya, kemarin (21/8).
Menurut dia, pihaknya menemukan barang bukti berupa golok ketika menyisiri sekiar lokasi. Kondisi kedua mayat pun sangat mengenaskan. Sang suami luka sayat di lehernya akibat diduga bekas gorokan. Sedang si isteri mengalami luka bacok di leher bagian belakang.
Lebih lanjut, menurut dia, terkait pemeriksaan saksi sementara, pihaknya mendapat keterangan dari masyarakat dan keluarga korban, diduga kronologis kematian Armidi dan Eli berawal dari kemungkinan suami membunuh isterinya lebih dahulu. Kemudian suami melakukan aksi nekat bunuh diri dengan cara mengorok lehernya sendiri. “Ya, kami tidak bisa mengambil kesimpulan terlalu cepat. Memang dari saksi-saksi dari keluarga didapat motif nya akibat dari cemburu,” pungkasnya.
Namun, ia menegaskan, keterangan itu sifatnya sementara bukan kesimpulan pihaknya selaku aparat penegak hukum yang akan bertugas mengungkap motif sebenarnya.
“Keduanya dalam enam bulan terakhir sudah sering cekcok dan setiap kali ribut selalu di TKP. Artinya, bila benar sebelumnya keributan antarkeduanya sudah sering terjadi di TKP, berarti kemungkinan kuat bisa jadi tewasnya kedua pasutri ini adalah buntut dari cekcok terakhir mereka hingga puncaknya sama-sama menemui ajal,” tukasnya.
Selain dugaan motif cemburu buta Armidi terhadap isterinya hingga sering menggoyang biduk rumah tangga mereka, sisi lain didapat keterangan dari cerita para tetangga bahwa Armidi kondisi kejiwaannya labil alias mengalami gangguan jiwa. Hal tersebut seperti disampaikan salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) OKU Iwan Munandar yang berada di perkampungan Talang Sentul, dimana rumah korban sudah ramai para pelayat untuk ikut prosesi pemakaman.
Iwan yang juga tokoh masyarakat setempat karena wilayah ini adalah salah satu kawasan daerah pemilihannya (Dapil) sewaktu mencalonkan diri pada pemilihan legislatif (Pileg) 2014 lalu, menyebutkan kalau Armidi psikologisnya terganggu. “Almarhum (Armidi, red) selama ini berobat sakit jiwa. Tapi bukan berobat secara medis di rumah sakit jiwa layaknya orang-orang mengalami gangguan jiwa. Dia hanya berobat non medis saja ke paranormal,” jelas Iwan. (ka)