oleh

Join Riset FIK UBL-PPTIK ITB Kembangkan Lagi Aplikasi Lanjutan Blits

BANDAR LAMPUNG, MS – Setelah sukses dengan pengembangan dan pengaplikasian system transportasi terintegarasi, bernama Bandar Lampung Intelligent Transportation System (Blits).

Dekan Fakultas Ilmu Komputer  Universitas Bandar Lampung (FIK UBL) Ahmad Cucus, S.Kom, M.Kom menegaskan join riset antara FIK UBL bersama Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Intitut Teknologi Bandung (PPTIK ITB), siap mengembangkan aplikasi lanjutan dari Blits. Yakni sistem transportasi cerdas lainnya, membentuk smart community system guna menuju smart city system.

Bentuk aplikasinya yakni konektivitas CCTV dijalan umum, GPRS Tracker untuk Bus Rapid Transit (BRT) dan Trans Lampung, traffic light revolution (TLR), transportation public report, hingga kontak polisi secara online. Kesemuanya bisa diakses di www.blits.id dan aplikasi mobile Android Google Playstore dengan nama aplikasi Semut Bandar Lampung.

“Project ini dikembangkan awal di Bandung, tapi pengembangan dan ditempatkan formulasinya dan bisa di sharing ke seluruh warga masyarakat Kota Bandar Lampung,” ucapnya.

Terkait konektivitas CCTV,  kerjasama ini juga melibatkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandar Lampung melalui Area Traffic Control System (ATCS) sebagai regulator konektivitas CCTV Kota Bandar Lampung. “Dalam Blits, kita hanya menampilkan dan mempermudah akses CCTV itu, hingga masyarakat dapat menikmatinya melalui aplikasi smartphone-nya,”jelasnya.

Diakui Cucus, berbagai pengembangan aplikasi semua ini masih dalam pengembangan kajian riset. Namun, untuk FIK UBL pengembangannya difokuskan pada aplikasi GPS Tracker, yang dipasang dikendaraan umum maupun prototype TLR, yang rencanaya dipasang diberbagai titik persimpangan jalan raya di Kota Tapis Berseri.

“TLR itu akan terpasang di lampu lalu lintas, dengan tambahan layar (lensa) proyeksi, Planned Maintenance System (PMS), dilengkapi baterai energy tenaga surya. Didalam layarnya, ditambah simbol-simbol, dan pesan (kalimat) untuk menandakan kondisi jalan, cuaca hingga berbagai rekayasa pengurai kemacetan. Tentunya semakin mempermudah publik, selama proses bertransportasi,” imbuhnya.

Cucus melengkapi ada keuntungan dari pengembangan dan penggunaan GPS Tracker dan TLR dari UBL, karena selain kualitasnya sama dengan aplikasi canggih yang beredar pasaran. Namun, harganya jauh lebih terjangkau, karena sumberdaya alatnya dirancang, dibuat, dirakit, dipasang hingga dipasarkan para teknisi dalam negeri, termasuk dari FIK UBL.

“GPS Tracker dan TLR, semuanya dibangun para mahasiswa kita. Terlebih dengan perizinan pemerintah yang mudah. Kedepan, kami yakin aplikasi alat ini dipergunakan (luas) publik. Sehingga mempermudah akses transportasi dan meminalisir kemaceten di Lampung, dimulai dari Kota Bandar Lampung,”jelasnya.

Cucus optimis pengunaan GPS Tracker dan TLR akan sukses, seperti penggunaan Bits, yang diakses ribuan masyarakat Bandar Lampung, dipergunakann setahun terakhir. “Meski aplikasi ini ada, perlu ada penguatan dalam sosialisasi alat ini. Agar penggunaannya tepat guna dan banyak sasaran,”ujarnya.

Tak lupa, Cucus membawa pesan Rektor UBL Dr Ir M Yusuf S Barusman MBA mengapresiasi langkah ini, yang semakin memperlihatkan peran FIK UBL memiliki ruang lingkup implementasi tridarma perguruan tinggi, di bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan riset dan aplikasi teknologi.

“UBL saat ini tengah berjuang menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, dengan berbagai kajiannya,termasuk dibidang teknologi. Kerja sama (join riset) ini penting untuk mempercepat pencapaian visi misi tersebut. Terkait pengembangan teknologi, kami memiliki instansi (FIK) yang fokus ke arah itu dan telah berkontribusi dengan baik. Pencapaian tujuan harus terus ditingkatkan,” tukasnya. (sal/ril)

News Feed